Rabu, 12 Mei 2010

Kebiasaan itu,kunci kematian..

oleh : Ahmad Ridho

Tadi pagi saya dapati diberita seorang pemuda berumur 35 thn yang tewas akibat over karena minum air berakohol , sebut saja miras. Di identifikasikan pemuda tersebut sengaja minum oplosan air keras yang berkadar alcohol tinggi lebih dari 40 persen. Kepalaku hanya bergeleng-geleng sambil mengingat pelajaran kimia dulu,alcohol yang dikonsumsi kadarnya harus 5 persen bahkan tidak lebih masuk ke tubuh kita. Bahkan MUI mengharamkan kadar alcohol lebih dari 1 persen. dan ini alcohol tingkat tinggi yang di konsumsi hingga 40 persen dalam tulisan pada botol minuman tersebut.pantas saja pasti bakal pusing kepalang dan tak menahan kuat daya tahan tubuh.tewas sudah.

Kucermati dalam seksama kematian pemuda tersebut ,memang sudah diduga kata warga sekitar. Pemuda ini sudah sering meminum-minuman allkohol sejak masa sepuluh tahun silam. Mendengarnya saya tarik nafas dalam-dalam sambil berucap “na’uzdubillah mindzalik”.entah apa yang ada dipikiran pemuda itu saat diselimuti kecanduan minuman berakohol.semoga diri ini dijauhkan dari perbuatan yang menzalimi diri sendiri.amin.

***
Lagi-lagi dari kejadian itu ku ingat-ingat kematian demi kematian yang terjadi dari lingkungan sekitar, cerita sahabat, pemuka agama, dan media yang sering kubaca. Membayangkan diri ini mati dalam kondisi sperti apa(semoga dalam ketaatanNYA). Karena kebanyakan kematian yang terjadi seolah menggambarkan bagaimana keadaan pada masa hidupnya, dalam arti kebiasaan-kebiasaan pada masa hidupnya. Pemuda yang kuliat di berita itu salah satu contohnya, kebiasaan yang sudah mendarah daging selama sepuluh tahun,meminum minuman keras sudah menjadi kebiasaan pada masa hidupnya.dan akhirnya ALLAH takdirkan kematiannya dalam kondisi meminum minuman keras.

Saya juga ingat dengan film PPT”para pencari Tuhan”.mungkin para pmebaca juga mengingatnya dan sudah menontonnya. Dalam film ini ada Seorang bapak yang pada masa hidupnya memiliki kebiasaan mengatakan “CIE,,,CIE,,CIE”-..hehe..i
ngat kan-dalam kondisi apapun selalu berucap itu.mgngejek orang, menyenangkan orang, tak terlepas dari kebiasaan berucap kata”CIE,,CIE,,CIE”. Kemudian dalam sakaratul mautnya. Banyak orang yang sudah menuntunnya untuk mangatakan kalimat-kalimat tauhid agar dalam wafatnya khusnul khotimah karena mngucapkanm kalimat thoyyibah.namun sangat sulit di duga bapak ini tidak bisa mengatakan walau sedikit pun,lantas ketidak sengajaan seseorang terucap kata”cie,,cie,,cie”dengan repleks itu bapak mengikuti kata-kata itu, wafatlah sang bapak dalam ucapan “cie,cie,cie”.memang jadi pelajaran.

Ada tanda Tanya dan ada pelajaran yang bisa kita ambil memang dari setiap kematiaan yang kita perhatikan disekeliling kita.kebiasaan sesorang itu seolah sudah digaris bawahi dan ditandai, kemudian akan membawa pada keadaan wafatnya seperti kebiasaannya.


Kebiasaan orang yang berjihad ,kemungkinan wafatnya dalam berjihad.kebiasaan menonton panggung music akan wafat dalam keadaaannya,ya karena tawuran atau karena terdesak-ingat berita-. Orang yang wafat dalam perjalanan mendaki gunung,wafatnya dalam pendakiannya entah karena terjatuh atau karena tersesat. Kebiasaaan berkonsumsi narkoba, wafatnya dalam keadaan overdosis narkoba.
Dan masih banyak lagi yang bisa kita ambil dari kematiaan seseorang disekitar kita.bisa jadi kebiasaaan kita banyak menyanyi wafat dalam kondisi menyanyi juga. Entah lagu apa yang akan dinyanyikan kelak sebelum malaikat izroil mencabut nyawa nya–ehm-.

Intinya kawan, kita harus bisa merencanakan kematian kita seperti apa. Yaitu saat ini dengan menentukan kebiasaan-kebiasaan kita mulai dari sekarang. Kita tidak ingin masa muda kita sering dugem,kemudian wafatnya dalam keadaan dugem,entah itu apa karena gempa atau lainnya saat ajal menjemput.karena kita ingin kebiasaan baik pada diri kita seperti baca quran,sedekah menjadi buah keindahan saat sakartul maut kelak. Segala kemungkinan itu memang akan terjadi pada diri kita.karena sekali lagi kematian itu adalah misteri yang tak bisa kita terka dan kita bisa dikte.

Kita juga tidak mau mati dalam keadaan maksiat bukan,kemaksiatan yang sudah biasa kita jalani selama hidup. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.kita hanya berharap kematian kita dalam keadaan baik sesuai dengan kebiasaan –kebiasaan kita selama hidup.wafat dalam berzikir, dalam sholat,dalam berdakwah, dan dalam membaca quran serta berkata yang baik-baik kepada orang lain.
Bukankah semua perbuatan akan dimintai pertanggung jawaban kelak.

So, saatnya kita tentukan kebiasaan-kebiasaan baik kita.agar kelak ALLAH tidak men-cap-kan kita sebagai hamba-hamba yang lalai.agar dalam kubur kelak dengan mudah kita jwab pertanyaan dari malaikat mungkar nakir.karena alam kubur baru pintu menuju akhirat yang kekal abadi. Jika dalam alam kubur kita tersiksa maka diakhirat kelak kekal pula siksaannya. Jika kita senang di alam kubur, maka di

akhirat kelak kekal pula kesenangannya.

Semoga allah membimbing kita kejalaNYA..amiin.

ALLAHU’ALAM bishowab,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar