Oleh; Ahmad Ridho
Tadi pagi dapat pelajaran baru dari seorang lelaki paruh baya. Tubuh sedikit membungkuk, baju lesuh seperti belum berganti selama berhari-hari,kulit hitam dan dipenuhi dengan kotoran kehitam-hitaman. Ku temui saat ku berangkat ke kampus. Seperti biasa memang jalan yang ku lewati tepat diperempatan rumah sakit persahabatan , hanya berapa kilo meter dan berapa menit untuk sampai sana dari rumah ku.
Lelaki paruh baya itu berkaki pincang dan sedang merogohkan ke sebuah tong sampah di dekatnya. Entah apa yang dicari, barang sampah kah yang akan dikilokkan nanti atau sebungkus nasi sisahan orang-orang yang tak habis dimakan.pikirku melayang membayangkan dengan sesak nafas, iba diri ini melihatnya,dalam hati seperti berteriak dengan keras untuk mengatakan” hai orang-orang disekitarnya ,bantulah lelaki itu,cukupi apa yang dia mau di pagi itu”.semakin menjauh dan jauh kulewati jalan itu.. masih dalam berfikir sesosok lelaki itu.hanya harapan lelaki itu dapat menemukan apa yang dia cari…
Mengigat kejadian itu sangat kontras dengan teman –teman kampusku yang selalu bercerita tentang khidupannya.kendaraan yang mentereng, perhiasan yang menyilau, barang-barang antic yang mejadi perlombaan tuk menampilkan dihalayak orang banyak.selalu berfikiran kesenangan yang menjadi budaya nya..aduh kawan. Andai saja kalian liat apa yang ku liat, kalian merasakan apa yang aku rasakan,apakah tergerak dengan sentuhan hatimu..apa yang kau fikirkan saat kalian melihatnya, acuh, atau tidak mau tau sama sekali,, yang ku dengar hanya keluhan jika kalian tidak enak makan hari ini, uang jatah habis tinggal menipis, bingung minta hp baru….walah,itulah dunia kalian..
Memang tidak enak memiliki ketrbatasan, keterbatasan uang tidak bisa mebeli kebutuhaan dan memberikan orang lain, keterbatasn uang menjadi problema saat kita terhimpit dengan tekanan kebutuan mendesak.kita hanya bisa mengeluh dengan keterbatasan uang-biasannya-.serasa menjadi orang paling miskin sedunia. Tidak bisa berbuat apa, terpenjara karena keterbatasan itu(uang).
Apalagi yang dirasakan lelaki yang kujumpai pagi itu. Beribu keterbatasan pasti dimiliknya, keterbatasan tempat tinggal, keterbatasn hidup layak, keterbatasan untuk membeli apa yang dibutuhkan,dan masih banyak lainnya. Sulit untuk dibayangkan dan digambarkan jika mengatakan segala keterbatasan yang dimilikinya.
***
Keterbatasan sering kali kita “kambing hitamkan” dengan apa yang kita rasakan. Seolah keterbatasan itu sebuah takdir mutlak yang diberikan oleh kita. Merasa iri dengan kelebihan orang lain , dan hanya bisa berucap emosi bahwa tuhan tidak adil telah memberikan keterbatasan ini.menyalahkan sang pencipta karena telah memberikan keterbatasan ini.. duwh,,rieuweh dengar keluhan banyak orang tentang keterbatasannya..
Tidak pernahkah kita bisa melihat dari sudut lain kenapa ALLAH memberikan keterbatasan itu,tidak bisakah kita memahami arti keterbatasan yang kita miliki dan diberikannya atas Cuma-Cuma.sulit memang bagi jiwa pengeluh, bagi jiwa yang malas untuk berfikir..karena otak berfikirnya sudah tekunci rapat dengan kebencian atas keterbatasan.
Keluhan itu yang sesungguhnya mematikan potensi kita, yang menghasilkan aura negative dan negative thinking.dengan negative thinking yang akan membunuh secara perlahan nasib dirinya…sudah lah buang jauh-jauh dengan kebencian itu, buanglah jauh-jauh perasaan kerdil karena keterbatasan.buang ktempat jauh di bawah alam sadar kita dan timbulkan energi positif berfikir kita,
Belajar mensyukuri keterbatasan akan menimbulkan rasa percaya sendiri,,,karena keterbatasan itu sesungguhnya kenikmatan besar yang kita rasakan. Yang saya katakana cobalah melihat sisi lain dari ktebatasn itu,,pernahkah terfikirkan oleh kita, bagaimana jadinya jika ALLAH tidak memberikan keterbatasan pada indra penciuman,mungkin kita bisa mencium sampah-samapah ditempat pembuangannya. Bagaimana jika telinga kita tidak diberi keterbatasaan untuk mendengar,mungkin kita bisa mndengar suara mesin-mesin pabrik yang sedang bekerja,suara jenis kendaraan apapun.bayangkan, apa hidup kita merasa nyaman,pasti tidak!!. Makan tidak nyaman(karena bau sampah), tidur tidak bisa pulas(karena mendengar suara mesin dan lainnya).
Itulah kawan….keterbatasan tak selamanya menyiksa kita, justru keterbatasan itu yang melengkapi hidup ini menjadi indah, dan dirasakn tanpa beban.tugas kita adalah mencari dan terus mencari sisi lain dari segala keterbatasan kita,karena disisi lain keterbatasan ada sisi lain yang membuat hidup semakin hidup….
ALLAH’alam bishowab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar